Monday, September 04, 2006

Meredam Rasa Tersinggung

Salah satu yang membuat energi kita terkuras adalah timbulnya rasa ketersingungan diri. Munculnya perasaan ini sering disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain, Ketika tersingung, minimal kita akan sibuk membela diri dan selanjutnya akan memikirkan kejelekan orang lain.Efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan. Jika kita marah, kata-kata jadi tidak terkendali, stress meningkat, dan lainnya.Karena itu kegigihan kita untuk tidak tersinggung menjadi suatu keharusan.
Apa yang menyebabkan orang tersinggung? Ketersinggungan seseorang timbul karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, saleh,tampan, dan merasa sukses. Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan bila ada yang menilai kita kurang sedikit saja akan langsung tersinggung. Peluang tersinggung akan terbuka jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, proposional menilai diri. Tekhnik pertama agar kita mudah tersinggung adalah tidak menilai lebih dari diri kita. Misalnya jangan banyak mengingat -ingat bahwa saya telah berjasa, saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat. Semakin banyak kita mengaku-aku tentang diri kita,
akan membuat kita semakin tersinggung. Ada beberapa cara untuk meredam rasa ketersinggungan.

Pertama,
Belajar melupakan. Jika kita seorang sarjana lupakanlah kesarjanaan kita itu. Jika kita seorang direktur, lupakanlah jabatan itu. Jika kita ustadz lupakanlah keustadzan kita.Jika kita pemimpin lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semua ini amanah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih diri untuk merasa sekedar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali ilmu yang dipercikan oleh Allah sedikit. Kita lebih banyak tidak tau. Kita tidak mempunyai harta sedikitpun kecuali sepercik titipan Allah. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun kedudukan sedikitpun kecuali sepercik yang Allah amanahkan. Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih ringan. Semakin kita ingin di hargai, di puji, dan dihormati, akan kian sering kita sakit hati.

Kedua,
Kita harus melihat apapun yang dilakukan orang terhadap kita akan bermanfaat jika kita dapat menyikapi dengan tepat. Kita tidak akan pernah merugi dengan perilaku orang kepada kita, jika bisa menyikapinya dengan tepat.Kita akan merugi apabila kita salah menyikapi kejadian, dan sebenarnnya kita tidak bisa memaksa orang lain untuk berbuat sesuai dengan keinginan kita.Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apapun perkataan orang lain kepada kita, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan kita.
"Dan sesunggunya Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah2an. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(Yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innalillahi wa inna ilahi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk".

Ketiga,
Jadikan penghinaan orang lain kepada kita sebagai ladang peningkatan kualitas diri dan kesempatan untuk mengamalkan sifat mulia. Yaitu memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan.

Maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan. Semoga bermanfaat.

0 comments:

 
;