"Tuhan, Engkau tahu aku seorang illiterate, buta huruf dan tidak mengerti bagaimana seharusnya berdo'a kepadamu dengan benar. Karena itu, aku serahkan kumpulan huruf dalam surat ini, aturlah sesuka-Mu menjadi do'a yang terbaik, karena Engkaulah Sang Maha Indah. Pada-Mu hanya kuserahkan ketulusan dan kepasrahan.."
Imam Al Ghazali sebagaimana dikutip oleh Shafwat Abdul Fatah membagi sikap jujur ke dalam enam jenis, yaitu :
1) Jujur dalam Lisan, berarti :
- memberi informasi yang benar
- menepati janji
- mendeskripsikan dengan benar dan tepat dan tidak didasari oleh zhonn
- meminta atau bertanya sesuatu secara sungguh-sungguh, tidak untuk mempermainkan atau menguji.
2) Jujur dalam berniat dan berkehendak , yaitu apabila niat dan kehendak tersebut dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridho Allah.
3) Jujur dalam berobsesi atau bercita-cita, yaitu tekad yang kuat, sungguh-sungguh, dan tulus untuk melakukan kebaikan, untuk membuktikan kebenaran yang diyakininya.
4) Jujur dalam menepati obsesi, apabila berjanji dan berobsesi ia tidak hanya berhenti pada tekad atau angan-angan saja, tetapi ia bersungguh-sungguh pula untuk merealisasikan cita-cita tersebut.
5) Jujur dalam beramal, yaitu berbuat secara sungguh-sungguh dan tulus sehingga tidak terjadi gap antara teori (isi hati) dan praktek (amaliah sehari-hari).
6) Jujur dalam ruhani , yaitu kesungguhan dan ketulusan dalam menempuh proses –proses pensucian diri agar dapat mendekatkan diri pada Tuhan. Kejujuran jenis ini terlihat pada kesungguhan dalam: takut kepada Tuhan, berharap, zuhud, dan berserah diri, dan sebagainya.
1) Jujur dalam Lisan, berarti :
- memberi informasi yang benar
- menepati janji
- mendeskripsikan dengan benar dan tepat dan tidak didasari oleh zhonn
- meminta atau bertanya sesuatu secara sungguh-sungguh, tidak untuk mempermainkan atau menguji.
2) Jujur dalam berniat dan berkehendak , yaitu apabila niat dan kehendak tersebut dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridho Allah.
3) Jujur dalam berobsesi atau bercita-cita, yaitu tekad yang kuat, sungguh-sungguh, dan tulus untuk melakukan kebaikan, untuk membuktikan kebenaran yang diyakininya.
4) Jujur dalam menepati obsesi, apabila berjanji dan berobsesi ia tidak hanya berhenti pada tekad atau angan-angan saja, tetapi ia bersungguh-sungguh pula untuk merealisasikan cita-cita tersebut.
5) Jujur dalam beramal, yaitu berbuat secara sungguh-sungguh dan tulus sehingga tidak terjadi gap antara teori (isi hati) dan praktek (amaliah sehari-hari).
6) Jujur dalam ruhani , yaitu kesungguhan dan ketulusan dalam menempuh proses –proses pensucian diri agar dapat mendekatkan diri pada Tuhan. Kejujuran jenis ini terlihat pada kesungguhan dalam: takut kepada Tuhan, berharap, zuhud, dan berserah diri, dan sebagainya.
Sekarang, Musa mendapatkan keyakinan yang luar biasa. Musa telah belajar ttg dua hal: yaitu ia tidak merasa bangga dengan ilmunya dalam syariat karena di sana terdapat ilmu hakikat, dan ia tidak mempersoalkan musibah-musibah yang dialami oleh manusia karena di balik itu terdapat rahmat Allah SWT yang tersembunyi yang berupa kelembutan-Nya dan kasih sayang-Nya. Itulah pelajaran yang diperoleh Nabi Musa as dari hamba ini (Khidir). Nabi Musa mengetahui bahwa ia berhadapan dengan lautan ilmu yang baru di mana ia bukanlah lautan syariat yang diminum oleh para nabi. Kita berhadapan dengan lautan hakikat, di hadapan ilmu takdir yang tertinggi; ilmu yang tidak dapat kita jangkau dengan akal kita sebagai manusia biasa atau dapat kita cerna dengan logika biasa. Ini bukanlah ilmu eksperimental yang kita ketahui atau yang biasa terjadi di atas bumi, dan ia pun bukan ilmu para nabi yang Allah SWT wahyukan kepada mereka.
Aku dalam gelombang
Aku hilang arah
Terseret jauh dari peradaban
Aku jiwa jauh yang terlupakan
Kini entah dimana
Aku pemberontak
Renegade dari kaumku
Aku tergantung pada satu tali nasib
Akankah berubah ?
Ataukah kecewa ?
Aku tertipu
Tertipu
Aku melawan takdirku
Aku seakan-akan melawan takdirku
Siapa aku ?
Masa depanku ?
Aku terpasung pada kehendak langit
Aku ingin terbang kelangit
Dan mengambil kehendakku sendiri
Bebas, bebas
Hartaku cuma itu
Jangan ambil
Jangan coba ambil
Aku akan memberontak
Dan mengambil kehendakku sendiri
Aku segulung kekusutan pemikiran
Jangankan kau, aku pun tak paham
Aku punya banyak hal baik dan buruk
Aku tak seperti manusia lain
Aku berbeda !!
Berbeda !!!
Jangan kau ubah gulungan kusut ini
Sebab kau cuma akan memutuskan benangnya saja
Biarkan ia kusut
Nanti saat mentari sore akan terbenam
Kekusutan ini akan pudar
Berganti dengan Cahya Gemilang
Tapi itu sudah terlambat untukku, untukmu
Sudah terlalu terlambat
.......................
.......................
.......................
Aku hilang arah
Terseret jauh dari peradaban
Aku jiwa jauh yang terlupakan
Kini entah dimana
Aku pemberontak
Renegade dari kaumku
Aku tergantung pada satu tali nasib
Akankah berubah ?
Ataukah kecewa ?
Aku tertipu
Tertipu
Aku melawan takdirku
Aku seakan-akan melawan takdirku
Siapa aku ?
Masa depanku ?
Aku terpasung pada kehendak langit
Aku ingin terbang kelangit
Dan mengambil kehendakku sendiri
Bebas, bebas
Hartaku cuma itu
Jangan ambil
Jangan coba ambil
Aku akan memberontak
Dan mengambil kehendakku sendiri
Aku segulung kekusutan pemikiran
Jangankan kau, aku pun tak paham
Aku punya banyak hal baik dan buruk
Aku tak seperti manusia lain
Aku berbeda !!
Berbeda !!!
Jangan kau ubah gulungan kusut ini
Sebab kau cuma akan memutuskan benangnya saja
Biarkan ia kusut
Nanti saat mentari sore akan terbenam
Kekusutan ini akan pudar
Berganti dengan Cahya Gemilang
Tapi itu sudah terlambat untukku, untukmu
Sudah terlalu terlambat
.......................
.......................
.......................
Biarkan saja aku seperti sekarang
Bergaya dengan karakterku
Bertindak semauku menurut nilai-nilai yang aku anggap benar
Lepaskan aku dari ocehanmu tentang apa itu masa depan
Hal-hal yang musti kulakukan, tidak kulakukan
Sebab aku lebih tahu, selalu lebih tahu
Aku hidup bukan hanya sekarang
Aku telah hidup di masa lampau, menggerakkan kekuatan besar
Letupkan gejolak sejarah, ukir kebesaran dalam setiap jejak langkahku
Aku adalah kekuatan besar, salah satu pikiran terkuat di planet bumi
Aku akan hidup di masa depan, sepanjang waktu, selama-lamanya
Sebab aku adalah Sejarah
Bergaya dengan karakterku
Bertindak semauku menurut nilai-nilai yang aku anggap benar
Lepaskan aku dari ocehanmu tentang apa itu masa depan
Hal-hal yang musti kulakukan, tidak kulakukan
Sebab aku lebih tahu, selalu lebih tahu
Aku hidup bukan hanya sekarang
Aku telah hidup di masa lampau, menggerakkan kekuatan besar
Letupkan gejolak sejarah, ukir kebesaran dalam setiap jejak langkahku
Aku adalah kekuatan besar, salah satu pikiran terkuat di planet bumi
Aku akan hidup di masa depan, sepanjang waktu, selama-lamanya
Sebab aku adalah Sejarah
Waktu adalah kehidupan, modal utama, dan kekayaan paling berharga yang dimiliki setiap orang. Modal waktu yang dimiliki semua orang sama jumlahnya, tetapi hasil yang didapat bisa berbeda. Mereka yang mengerjakan pekerjaan dengan efisien dan efektif, hasilnya pasti yang terbaik. Sebaliknya, yang tidak mau mengerjakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif, hasilnya pasti bukan yang terbaik.
Jangan hanya diam dan pasrah menunggu sang waktu menentukan hitam putihnya kehidupan kita. Terus bergerak! Gunakan segenap kemampuan akal budi untuk memecahkan setiap masalah.
Jangan hanya diam dan pasrah menunggu sang waktu menentukan hitam putihnya kehidupan kita. Terus bergerak! Gunakan segenap kemampuan akal budi untuk memecahkan setiap masalah.
Mari belajar menjadi Pribadi yang disukai.
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya di atas Ya dan Tidak di atas Tidak". Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Rendah hati beda dengan rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang di atasnya merasa nyaman dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.
Kesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh, tetapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia dapat mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
Bertanggung jawab, dia akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy going orang yang menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan tertekan dengan masalah-masalah yang berada di luar kendalinya.
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tetapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik, dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya di atas Ya dan Tidak di atas Tidak". Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Rendah hati beda dengan rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang di atasnya merasa nyaman dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.
Kesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh, tetapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia dapat mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
Bertanggung jawab, dia akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy going orang yang menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan tertekan dengan masalah-masalah yang berada di luar kendalinya.
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tetapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik, dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Sakaratul Maut adalah suatu proses pelepasan ruh dari jasad. Semakin melekat ruh ke dalam jasad maka proses pelepasan akan semakin tersiksa bagi si pemilik jasad tersebut. Artinya jika ruh dikondisikan selama hidupnya hanya berorientasi ke masalah duniawi maka jasad akan menarik ruh untuk saling melekat. Janganlah masalah duniawi menjadi tujuan hidup tapi jadikanlah sebagai alat pelengkap. Jika tujuan hidup adalah mencari ridho Allah maka ruh dan jasad tidak akan melekat terlalu kuat.
Hati manusia terbagi 2 yaitu
1. Hati yang menjadi singgasana Allah, yang di dalamnya penuh dengan cahaya, kehidupan, kebahagiaan, kegembiraan dan simpanan kebaikan.
2. Hati yang menjadi singgasana syetan, yang sempit, gelap, mati, penuh kesedihan, duka cita dan kesengsaraan. Hati seperti ini senantiasa meratapi kesedihan baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang, dan akan selalu bersedih di sepanjang masa.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
1. Hati yang menjadi singgasana Allah, yang di dalamnya penuh dengan cahaya, kehidupan, kebahagiaan, kegembiraan dan simpanan kebaikan.
2. Hati yang menjadi singgasana syetan, yang sempit, gelap, mati, penuh kesedihan, duka cita dan kesengsaraan. Hati seperti ini senantiasa meratapi kesedihan baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang, dan akan selalu bersedih di sepanjang masa.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata : " sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri? " (QS :Fushshilat :33)
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (QS :Fushshilat :35)
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS : Al Araaf : 200 )
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (QS :Fushshilat :35)
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS : Al Araaf : 200 )
Subscribe to:
Posts (Atom)